Total Tayangan Halaman

Minggu, 17 Maret 2013

Puisi tugas Kuliah

Reflection of the black crow





Mendung berarak melebur pedih
Petir menyambar raungkan sedih
Sepasang mata membelalak nyata
Dinding tawa terpecah murka

Sembilu itu berlinang darah
Digenggaman tangan yang penuh dendam
Kucoba membasuh dengan ikhlas
Namun kegelapan bulan separuh membuat benderang di lembah kematian

Gagak berkoak menyambut dia
Yang datang tanpa mengenakan busana
Selain kain putih yang terlilit rapi
Dengan kuncir kepala yang bukan rambut

Aku tertawa merenungkan melowdrama
Yang singgah meratap dalam transisi
Sebelum kau jauh tenggelam sudah
Ke mahligai neraka berkalung sesal

Gemuruh...
Adakah kau dengar rintik di sana ?
Mungkin bukan rinai
Melainkan tut tut piano
Yang sukarela mengiring aku
Menghapus jejak-jejak yang disebut 'dosa'
Mungkin mereka itu sekutu
Atau aku yang mengenalinya selalu
Lewat suara kodok dan jangkrik
Serta serangga-serangga malam yang berdenging pasti
Mengabarkan sok tahu mereka meramal kedatanganmu

Rantai terlepas dengan rangkaian pekik sakitmu
Terasa ringan kaki ini
Tapi tidak dengan hausku
Aku rindu melowdrama baru
Bukan untuk menjadi pemain
Cuma penonton yang tertawa
Di kursi tersembunyi

Hei !!
Kau yang di belakang sana
mengapa cuma hidup di dongeng belaka
aku nyata begitupun tanduk baruku
tidakkah kau ingin berbagi ekor denganku
ini terlalu panjang..

Kau yang mendekatiku
mengapa cuma mencium bau amis ini
tidakkah kau tergerak untuk mencicipnya
begitu manis
semanis surga
kata yang pernah pulang dari sana

jangan tertawa
aku tidak melucu
aku hanya sedang bercumbu
denganmu : debu yang terbang tanpa harga diri, rumput baik yang ditapaki tanpa marah, dan juga kau... dedaunan yang melengkapi kebutuhan sebuah pohon, tapi tak pernah berumur lebih lama dari batangnya...
dan juga kalian...
gerombolan lebah yang merasa diri kalian lebih mulia dengan mendengungkan dogma dan melihat orang lain buruk hanya karena mereka tak sama...






1 komentar: