Gambaran singkat tentang 10 jenis gangguan kepribadian yang umum
diakui: Paranoid, Schizoid, Schizotypal, Antisocial, Borderline,
Histrionic, Narcissistic, Avoidant, Dependent, dan Obsessive-Compulsive.
Perlu di ingat gangguan kepribadian bukan gangguan kejiwaan, hanya merupakan gejala, atau mendekati. Semua orang nyaris merupakan salah satu dari pengidap gangguan kepribadian. Yang manakah anda? Cekidot...
1. Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan terhadap
orang lain dan kecurigaan yang terus-menerus bahwa orang di sekitar
Anda memiliki motif jahat. Orang dengan gangguan ini cenderung memiliki
kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan kemampuan mereka
sendiri dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka mencari maksud
tersembunyi dalam segala hal dan membaca niat bermusuhan pada tindakan
orang lain. Mereka mudah mempertanyakan kesetiaan teman dan orang yang
dicintai dan sering bersikap dingin dan menjaga jarak dengan orang lain.
Mereka biasanya mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain dan
cenderung menyimpan dendam dalam waktu yang lama.
Gangguan kepribadian paranoid sulit diobati, karena paranoid
seringkali sangat mencurigai para profesional medis. Kombinasi
obat-obatan dan terapi bicara dapat efektif untuk memerangi gejala yang
lebih merusak akibat gangguan ini.
2. Schizoid
Orang dengan gangguan kepribadian schizoid menghindari menjalin
hubungan dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants,
schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam
menginginkan popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang
membutuhkan sedikit kontak sosial. Keterampilan sosial mereka sering
lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan.
Mereka dianggap tidak humoris dan menjaga jarak oleh orang lain dan
sering disebut “penyendiri.”
Adalah penting untuk membedakan schizoid dengan avoidant. Avoidants
akan merasa cemas dalam situasi sosial namun memiliki keinginan untuk
menyesuaikan diri, sementara schizoids benar-benar hanya lebih suka
menyendiri. Kadang-kadang sulit juga untuk membedakan antara penderita
schizoids dan penderita sindrom Asperger.
Kelainan ini lebih sering ditemui dan sering lebih parah pada
laki-laki. Schizoids biasanya tidak mencari pengobatan sendiri,
melainkan dibujuk untuk menjalani pengobatan oleh orang yang dicintai.
3. Schizotypal
Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili
skizofrenia ringan. Kelainan ini ditandai oleh cara berpikir dan
memahami yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari
isolasi dari orang lain. Mereka kadang-kadang percaya bahwa mereka
memiliki kemampuan indra keenam atau bahwa mereka terhubung melalui
cara-cara tertentu dengan berbagai kejadian yang (sebenarnya) tidak
berhubungan sama sekali dengan mereka. Mereka umumnya berperilaku
eksentrik dan mengalami kesulitan berkonsentrasi untuk jangka waktu yang
lama. Perkataan mereka biasanya rumit dan sulit untuk diikuti.
4. Antisocial
Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa gangguan kepribadian antisosial
mengacu pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Namun,
seringkali yang terjadi adalah hal sebaliknya. Alih-alih karena
kurangnya keterampilan sosial, gangguan kepribadian antisosial ditandai
oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap
perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas
dimanfaatkan. Antisocial cenderung untuk berbohong dan mencuri. Sering
kali, mereka ceroboh dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir
tentang konsekuensinya. Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli
dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan orang lain.
Sebagian besar penjahat di penjara memiliki gangguan kepribadian
antisosial hingga derajat tertentu. Pengobatan gangguan ini sangat
sulit, meskipun gejala gangguan antisocial sering berkurang seiring
dengan bertambahnya usia.
5. Borderline
Gangguan kepribadian borderline ditandai oleh ketidakstabilan suasana
hati dan perasaan rendah diri. Orang dengan gangguan ini rentan
terhadap perubahan mood yang terus menerus dan kemunculan rasa marah.
Sering kali, mereka akan marah pada pada diri mereka sendiri,
menyebabkan luka pada tubuh mereka sendiri. Ancaman dan tindakan bunuh
diri biasa ditemui pada penderita borderline. Borderline berpikir dengan
cara yang sangat hitam-putih dan seringkali sarat konflik dan
ketegangan dalam berhubungan. Mereka juga cepat marah ketika harapan
mereka tidak terpenuhi.
Gangguan kepribadian borderline dinamakan demikian karena pada
awalnya dianggap berada di “perbatasan” gangguan jiwa. Kelainan ini
relatif umum, mempengaruhi 2% dari seluruh orang dewasa. Perempuan lebih
mungkin untuk menderita borderline daripada pria. Hampir 20% pasien
rawat inap psikiatri adalah penderita borderline. Dengan pengobatan,
pasien sering mendapati gejala mereka membaik.
Pengobatan borderline melibatkan terapi di mana pasien belajar untuk
mengekspresikan perasaannya alih-alih melampiaskan perasaan mereka
dengan cara yang merusak dan merugikan diri sendiri. Obat dapat
membantu, dan perlu disertai dengan penanganan masalah penyalahgunaan
alkohol atau obat terlarang. Rawat inap singkat kadang-kadang
diperlukan, terutama dalam kasus yang melibatkan episode psikotik atau
ancaman/upaya bunuh diri.
6. Histrionic
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik adalah pencari perhatian
konstan. Mereka perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering
menginterupsi orang lain untuk mendominasi pembicaraan. Mereka
menggunakan bahasa yang muluk-muluk untuk menjelaskan kejadian
sehari-hari dan mencari pujian terus-menerus. Mereka mungkin mengenakan
pakaian yang provokatif atau membesar-besarkan penyakit untuk
mendapatkan perhatian. Histrionik juga cenderung membesar-besarkan
persahabatan dan hubungan, percaya bahwa semua orang mengasihi mereka.
Mereka sering manipulatif.
7. Narcissistic
Gangguan kepribadian narsistik ditandai oleh keegoisan. Seperti
gangguan histrionic, orang dengan gangguan ini mencari perhatian dan
pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang
lain untuk menganggap mereka superior. Mereka cenderung pilih-pilih
teman, karena mereka percaya bahwa tidak sembarang orang layak menjadi
teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun
memiliki kesulitan menjaga hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak
tertarik pada perasaan orang lain dan dapat memanfaatkan orang lain.
Narsisme ini paling sering ditemukan pada pria dan penderitanya sering didiagnosis disertai dengan gangguan mental lainnya.
8. Avoidant
Gangguan kepribadian avoidant ditandai oleh kecemasan sosial ekstrem.
Orang dengan gangguan ini sering merasa tidak memadai, menghindari
situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang
lain. Avoidants takut ditolak dan takut memperlakukan diri mereka di
depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan situasi
yang baru untuk membenarkan menghindari situasi baru tersebut. Sering
kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk menggantikan dunia
nyata. Tidak seperti gangguan kepribadian schizoid, avoidants merindukan
hubungan sosial, namun mereka merasa mereka tidak dapat memperolehnya.
Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri rendah.
9. Dependent
Gangguan kepribadian dependent ditandai dengan kebutuhan untuk
dijaga. Orang dengan gangguan ini cenderung melekat pada orang lain dan
takut kehilangan mereka. Mereka rawan melakukan aksi bunuh diri saat
terancam putus dengan orang yang digantunginya. Mereka cenderung untuk
membiarkan orang lain membuat keputusan penting bagi mereka dan sering
melompat dari suatu hubungan ke hubungan yang lain. Dependent sering
berada dalam hubungan yang kasar. Kepekaan berlebihan terhadap penolakan
(dalam berbagai hal, tidak hanya dalam masalah asmara) adalah lazim.
Dependent sering merasa tak berdaya dan tertekan.
10.Obsessive-Compulsive.
Walaupun gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (Obsesseive
Compulsive Personality Disorder / OCPD) terdengar mirip dengan gangguan
kecemasan obsesif-kompulsif (Obsessive Compulsive Anxiety Disorder /
OCAD), keduanya adalah gangguan yang sangat berbeda. Orang OCPD terlalu
fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Kebutuhan mereka untuk
melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka.
Mereka cenderung untuk terjebak dalam rincian dan kehilangan gambaran
yang lebih besar. Mereka menetapkan standar terlalu tinggi bagi dirinya
dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika
orang lain tidak mampu mengikuti standarnya yang tinggi. Mereka
menghindari bekerja dalam tim, mempercayai orang lain terlalu ceroboh
atau tidak kompeten. Mereka juga menghindari membuat keputusan karena
mereka takut membuat kesalahan dan jarang bersikap dermawan dengan waktu
atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar